![]() |
Ilustrasi |
Menurut Ahmad Sarwat, Lc. MA, ada 3 fakta menarik negeri Madinah di era Rosulullah yaitu :
1. Madinah Tidak Semua Muslim
Mungkin tidak banyak orang yang sadar bahwa Madinah era kenabian itu justru tidak seluruh penduduknya beragama Islam, tetapi ada banyak pemeluk agama Yahudi dan agama lainnya. Sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah, justru komunitas yahudi sudah tersebar dengan cukup banyak, bahkan sangat kuat secara ekonomi. Secara politik dan kekuasaan, komunitas Yahudi ini sedang menggadang-gadang ingin menjadi penguasa di Madinah.
Selain yahudi memang ada pemeluk agama lain seperti nasrani, namun kebanyakan mereka tidak tinggal di Madinah melainkan di Mekkah. Sebagian lagi mungkin ada pemeluk agama Majusi yang menyembah berhala. Namun jumlahnya amat kecil dibandingkan dengan komunitas yahudi.
2. Berhukum Kepada Kitab Masing-masing
Kalau dibilang Madinah itu negara Islam padahal penduduknya tidak 100% muslim, lantas hukum apayang diberlakukan?
Jawabannya sederhana saja, umat Islam berhukum dengan Al-Quran. Sedangkan kaum yahudi berhukum dengan Taurat. Taurat itu kitab suci juga, dibawa oleh Nabi Musa alaihissalam yangmerupakan perintah-perintah yang datang dari Allah SWT.
1. Perintah Berhukum Kepada Taurat
Di dalam Al-Quran ada perintah agar orang-orang yahudi berhukum pakai Taurat.Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil. (QS. Al-Maidah : 68)Sebagaimana juga termaktub dalam Piagam Madinah, bahwa bagi yahudi agama mereka dan bagi mukmin agama mereka.
2. Perintah Berhukum Kepada Injil
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yangditurunkan Allah, maka mereka itu adalah orangorang yang fasik. (QS. Al-Maidah : 47)
![]() |
Ilustrasi |
3. Bersatu Dalam Piagam Madinah
Kalau kita membaca lengkap teks Piagam Madinah, maka kita akan tahu bagaimana Rasulullah SAW telah menyatukan yahudi dan umat Islam dalam satu ikatan yang amat kuat.
1. Yahudi dan Muslimin Adalah Satu Umat
Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain.2. Masing-masing Berhak Menjalankan Agama
Dalam piagama Madinah tegas sekali disebutkan konsep saling menjalankan agama masing-masing. Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama3. Saling Bela dan Ikut Memerangi Musuh
Bersama Dalam pasal 16 Piagama Madinah disebutkan sebagai berikut : Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya.4. Saling Bantu Biaya Perang
Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam peperangan.Bermuamalat Dengan Yahudi
Di dalam kitab hadits dan fiqih, kita menemukan banyak sekali praktek muamalah kaum muslim dengan sesama warga Madinah yang notabene bukan muslim, alias yahudi.
1. Nabi Mengadaikan Baju Besi
Dan fakta yang sering kita tahu adalah bahwa Rasulullah SAW wafat dalam keadaan baju besinya masih tergadaikan pada seorang yahudi. Ini menunjukkan bahwa sampai akhir hayat pun Beliau SAW masih bermuamalat dengan yahudi.Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang yahudi denganpembayaran ditangguhkan dengan menggadaikan baju besinya.(HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW wafat dan baju besinya masih menjadi barang gadai pada seorang yahudi dengan 30 sha’ gandum. (HR. Bukhari)
2. Nabi Menerima Hadiah Dari Yahudi
Nabi SAW menerima hadiah dari seorang wanita yahudi yaitu seekor kambing pada Perang Khaibar.3. Nabi Mendatangi Undangan Yahudi
Nabi SAW mendatangi undangan makan dari seorang yahudi di Madinah, berupa hidangan roti gandum.4. Nabi Bayarkan Diat Yahudi
Nabi SAW pernah membayarkan diyat atau dendatebusan membela orang yahudi yang melakukan kesalahan hukum dan diganjar untuk membayar denda.Dari rangkaian data ini, kita dapat mengetahui bahwa negeri madani di era Rosulullah adalah sebuah komunitas yang terdiri berbagai macam suku dan agama. Tiap warganya bebas menjalankan agamanya masing-masing dan mereka saling menghargai dan saling membantu. Mereka bersosialisasi dan melakuakan kegiatan ekonomi dan social secara bersama-sama. Sebuah contoh toleransi yang luar biasa. #
Sumber :
Madinah Era Kenabian Penulis Ahmad Sarwat, Lc. MA Penerbit Rumah Fiqih Publishing
Posting Komentar