Lir ilir, lir ilirLirilir.id,- Bagi sebagian besar orang yang lahir di Pulau Jawa, lagu ini tentu memiliki tempat tersendiri di hatinya. Mendengarkan lagu ini dalam suasana santai di pagi hari, ditemani singkong goreng dan secangkir kopi, tentu dapat menambah suasana hati menjadi damai. Ada semacam tarikan magis yang diam-diam menyeruak kalbu, ketika syair-syair yang digubah kanjeng sunan Kalijaga ini kita dengarkan.
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako
Surak iyo
Tanpa terasa, syair-syair tembang yang telah berusia lebih dari 5 abad ini, mengaliri rongga kepala, mengajak menyusuri lorong waktu ke zaman lagu ini digubah. Seolah kanjeng sunan baru saja bertutur kepada kita agar sejenak mengistirahatkan hati dan pikiran, untuk berhenti sebentar dari rutinitas hidup, mengambil jarak dari kehidupan yang kita jalani.
Sebagaimana petani yang mengistirahatkan diri, menyusuri pematang naik ke tempat yang lebih tinggi menuju kebawah pepohonan. Menanggalkan capingya dan duduk menyandarkan diri di batang pohon rindang. Perlahan caping digerakkan untuk “Lir-ilir” mengusir peluh yang bercucuran, sambil menyaksikan tanaman padinya yang telah terlihat ijo royo-royo, dengan harapan panen segera membawa kemakmuran hidup.
Inilah saran kanjeng sunan, sang petani perlu mengambil jarak sejenak dengan tanaman padinya, berada ke tempat yang lebih tinggi agar bisa menyaksikan tanaman padinya dalam cara pandang yang lebih luas. Dengan cara inilah petani dapat mengevaluasi adakah warna daun padinya hijau royo-royo secara merata sebagai tanda tercukupinya semua unsur hara, ataukah ada yang kekuningan sebagai indikasi terserang penyakit.
Beginilah seharusnya kita menjalani hidup, perlu sejenak mengambil Pitstop, berhenti sejenak. Bukan untuk memperlambat laju, namun untuk menambah energy agar kita bisa melanjutkan etape hidup selanjutnya dengan lebih baik dan efisien. Namun nampaknya belum semua kita sepakat untuk berhenti sejenak, ada yang beranggapan berhenti hanya memperlambat saja. Hidup harus terus bekerja, harus terus berlari agar tidak tertinggal.

Betapa banyak orang yang menganggap dirinya penting. Ia enggan meninggalkan pekerjaannya sejenak, mereka merasa tanpa dirinya pekerjaannya akan berantakan dan amburadul. Padahal setelah ia meninggal, pekerjaannya digantikan orang lain dan hasilnya jauh lebih baik.Seorang motivator, Jamil Azzaini pernah menuliskan, Betapa banyak orang yang menganggap dirinya penting. Ia enggan meninggalkan pekerjaannya sejenak, mereka merasa tanpa dirinya pekerjaannya akan berantakan dan amburadul. Padahal setelah ia meninggal, pekerjaannya digantikan orang lain dan hasilnya jauh lebih baik. Tempat bekerjanya tidak begitu kehilangan dan sayangnya keluarganya juga tidak merasa kehilangan sebab selama ini keluarganya sering diabaikan. Masih tidak mau mengambil Pitstop ?.
Disinilah Lir-ilir.id ingin mengambil peran, kami ingin menemani anda istirahat sejenak, meluangkan waktu untuk merenung sejenak, memberikan bacaan ispiratif, menemani dengan bacaan-bacaan yang membantu anda menemukan energy kembali untuk melanjutkan hidup secara lebih baik dan efisien.
Lebih dari itu, tembang lir-ilir telah mengispirasi dan membuktikan kepada kami bahwa metode penyampaian kebenaran lewat jalur kebudayaan dan pendekatan hati, ternyata dapat diterima semua kalangan dan lebih memuliakan harkat kemanusiaan. Semoga media ini bsa menjadi teman setia anda, bisa memberikan informasi terbaik, menginspirasi dan ikut mengabarkan nyanyian kemakmuran Nusantara tercinta. Amin…
Posting Komentar